Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Januari 2012

untuk membuat kue, membersihkan peralatan dapur, mengobati luka bakar, dll dan dapat memperlambat proses penurunan fungsi ginjal pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) stadium lanjut.

dampak : Peregangan (disletion) lambung, flatulen, perdarahan serebral, udem, kejang tetanus, udem paru, hipernatremia, hiperosmolalitas, hipokalsemia, hipokalemia, asidosis intrakranial, alkalosis metabolik
   
Senyawa ini digunakan sebagai komponen dalam produksi senyawa pemadam kebakaran, obat-obatan, pewarna, pigmen, dan juga merupakan pupuk dasar sebagai sumber amoniak. Amonium bikarbonat masih banyak digunakan dalam industri plastik dan karet, dalam pembuatan keramik, di kulit penyamakan krom, dan untuk sintesis katalis. ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.

Dampak : iritasi pada kulit, mata dan sistem pernafasan.


pewarna makanan (merah)
Giving the identity of the food / beverage, Protect your taste and certain vitamins from damage by light, Protect the commodity from color fading due to light, or extreme temperatures, Cover the natural color variations, Strengthens the natural color of commodities
dampak : mungkin menimbulkan intoleransi pada orang alergi terhadap salisilat (aspirin). Selain itu, ini adalah pembebas histamin, dan mungkin mengintensifkan gejala asma dan karsinogenik (penyebab kanker)
 
pengobatan peradangan spinal cord dan pewarna makanan (biru kemerahan)

pewarna makanan (kuning lemon)
dampak : urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock)
  

Penelitian Tentang Dilema Bisnis Kecil Di Pedesaan

                                                               Judul Wawancara :
                                     Penelitian Tentang Dilema Bisnis Kecil Di Pedesaan

A. Data Dengan Rumusan 5W+1H :
1.    Judul penelitian ini adalah Dilema Bisnis Kecil di Pedesaan : studi Kasus Industri Kecil di Kampung PK,Bogor. Penelitian ini terkait mengenai industri kecil yaitu bisnis kerajinan membuat asesoris mobil (spion dan setir mobil yang menggunakan bahan utama poly-crystal sintetik (resin) dan termasuk kategori home industry.

2.    Pelaku penelitian adalah Bpk. Gumilar Rusliwa Somantri, dosen tetap Departemen Sosiologi FISIP UI. Sedangkan subyeknya adalah Pak SDJ yang berusia 46 tahun ketika penelitian ini dilakukan, dan ia dibantu oleh 2 anaknya dan 5 karyawan yang merupakan saudara sepupunya.

3.    Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2006. Hasil penelitian dipublikasikan pada Jurnal Bisis dan Birokrasi no 2/ Vol XIV / Mei 2006.

4.    Penelitian dilakukan di Kampung PK, Bogor, yang berjarak sekitar 60 km sebelah Tenggara Jakarta.

5.    Latar belakang penelitian ini berangkat dari cara pandang bahwa penetrasmi kapitalisme di pedesaan melahirkan paradoks antara munculnya kesempatan seperti berkembangnya bisnis kecil sekaligus permasalahan.

6.    Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, dengan pengumpulan:
       
•    Data Primer melalui wawancara dengaan informan utama yaitu Pak SDJ pemilik industri kecil tersebut, serta wawancara dengan karyawan dan buruh tidak tetap serta beberapa orang tetangga dalam rangka triangulasi dalam menyimpulkan data idiografis yang dikumpulkan selama penelitian.
•    Data Sekunder yang diambil dari berbagai serta skripsi yang mengambil lokasi penelitian.

B.Gagasan dan Pendapat Dari Narasumber

Studi kasus ini menyoroti peran industri kecil sebagai informal economy, yang dalam prakteknya industri kecil ini sarat dengan dimensi hubungan desa – kota dalam konteks perluasan dan integrasi pada sistem kapitalisme global. Hal penting secara sosiologis yyang ditemukan dalam penelitian ini adalah struktur desa – kota yang mencerminkan ketimpangan kekuatan. Pebisnis kecil pedesaan selalu dalam posisi tawar yang lemah dan akibatnya sering dirugikan dalam interaksi.

MENGUBAH TEKS WAWANCARA KE BENTUK NARASI


                   MENGUBAH TEKS WAWANCARA KE BENTUK NARASI


    Cukup menarik berbincang sambil mewawancarai guru ini. Saya sangat setuju dengan pendapat beliau. Beliau menerangkan tentang masalah benar atau tidaknya budi pekerti akan diajarkan ke bangku sekolahan lagi dengan jelas dan cukup ringkas. Beliau menerangkan bahwa pelajaran budi pekerti akan diajarkan lagi di bangku sekolahan karena tata nilai bangsa kita sudah mulai berubah. Memang saat ini tata nilai bangsa di Indonesia sudah mulai berubah secara signifikan.
    Perubahan ini mengakibatkan sikap, moral, dan perilaku bangsa kita,yaitu bangsa Indonesia berubah. Begitu banyak kejadian memalukan seperti pemerkosaan, pembunuhan, d.l.l. karena mereka telah kehilangan pegangan hidup mereka. Bangsa yang selama ini dikenal ramah, toleran, dan penuh persaudaraan tiba-tiba berubah bak serigala ganas yang serakah. Perbuatan tersebut sangat tidak cocok dengan perilaku sosial bangsa Indonesia.
    Nah, perubahan signifikan itulah yang menyebabkan harusnya ada pelajaran budi pekerti di bangku sekolahan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Hal itu sangat disayangkan apabila kejadian seperti itu terulang kembali di negeri ini yang mempunyai kepribadian yang sangat tidak cocok dengan bangsa Indonesia ini. Maka dari itu pelajaran budi pekerti menjadi sangat penting di Negara kita.
    Pelajaran budi pekerti inilah yang dulunya dianggap kurang penting oleh bangsa Indonesia dan sekarang dianggap sangat penting untuk meluruskan kepribadian Indonesia yang saat ini telah berubah. Tentu saja budi pekerti tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja melainkan harus didorong oleh kepala sekolah, guru, orang tua, d.l.l., dan tentu saja harus ada kesadaran dari hati orang tersebut.
    Tanpa kesadaran dari orang tersebut sendiri, maka pelajaran budi pekerti akan sulit diserap oleh orang tersebut dan akan sulit juga mengubah kepribadian yang buruk tersebut. Maka dari itulah kesadaran dari orang tersebut juga sangat penting untuk terwujudnya bangsa Indonesia yang berbudi. Saya sebagai orang Indonesia sendiri juga berdo’a untuk kelancaran program ini agar kepribadian bangsa ini dapat menuju ke jalan yang benar. Sekian.