Ketika seseorang membuat biografi masa lalu, biasanya sebagian besar terheran-heran akan kehebatan kita di masa lalu, kenapa terheran heran? Karena kita sering merasa masa lalu kita selalu lebih baik dari hari ini. Dengan kondisi inilah seringnya kita selalu berandai-andai, seandainya saya masih muda, seandainya saya se kaya dulu, seandainya saya masih mahasiswa dan berbagai “seandainya” yang lain.
Tapi masa lalu adalah masa lalu, dan kita tidak akan bisa kembali kepada masa tersebut. Selain itu kita juga hidup di masa kini dan akan menuju ke masa yang akan datang, cukuplah masa lalu menjadi refleksi masa kini dan masa depan kita, sebagai pembanding bagi masa kini kita, bukan untuk melemahkan kita, tetapi untuk mengingatkan bahwa kita masih memiliki potensi kehebatan masa lalu kita dan bisa menghadirkan kembali masa-masa tersebut bahkan bisa kita perkuat dengan potensi-potensi baru yang saat ini kita miliki.
Tetapi mungkin saja kita memiliki masa kelam saat itu, bukan berarti saat ini kita menganggap diri kita lemah saat ini, justru karena kita memiliki pengalaman kelam di masa lalu itulah kita mulai bisa tersadar untuk menyimpan masa lalu itu di belakang diri kita dan tetap fokus dengan masa depan Anda, melalui pelajaran masa lalu Anda dan dengan potensi terbaru yang saat ini Anda miliki.
So apapun yang terjadi di masa lalu pada prinsipnya adalah pembelajaran, masa lalu adalah masa lalu yang membentuk diri kita di masa kini, dan masa kini itulah yang akan membentuk masa depan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar